Berita360.com – Jika Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan terhadap angka ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold (PT) 20 persen, sejumlah pengamat mengatakan Jokowi akan diuntungkan dengan putusan tersebut sebab diprediksi dengan PT 0 persen, akan semakin banyak calon presiden yang bertarung dalam pilpres 2019 mendatang. Dengan demikian demokrasi akan semakin hidup.
Penolakan terhadap PT 20 persen pun terus mengalir. Salah satu yang tegas menolak adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) pertama, Jimly Assiddiqie. Menurut dia, angka 20 perse berdampak buruk pada sistem demokrasi Indonesia.
Jimly mengatakan, jika PT diubah menjadi 0 persen akan lebih banyak membawa kebaikan. Partai politik tidak akan kesulitan untuk memajukan kader terbaiknya. Dengan demikian figur-figur capres akan lebih banyak, sehingga masyarakat juga akan lebih bervariatif dalam menentukan pilihannya karena banyak calon alternatif.
“Itu (PT jadi 0 persen) dampaknya jauh lebih baik bagi seluruh rakyat,” ujar Jimly di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, seperti dikutip Grup JawaPos.com, Kamis (12/7).
Menurut dia, PT 0 persen bisa berdampak kepada perpecahan koalisi partai oposisi. Sebab partai yang tidak mendapat jatah kursi cawapres dari Prabowo Subianto akan berpikir untuk mendaftarkan capresnya sendiri.
“Saya rasa makin 0 persen pemerintahan Jokowi makin diuntungkan dalam politik. Maka 20 persen atau 0 persen bagi pemerintahan incumbent sama saja,” imbuh Jimly.
“Pertimbangkan praktis saya, nanti lawan politiknya jadi terpecah,” tandasnya. (ce1/sat/JPC).
Editor: Tim Red/Berita360.com.