Hugeng Widodo, Berita360.com,
Jakarta – Tak bisa dipungkiri, kemacetan arus mudik tahun ini merupakan yang terburuk dan tersadis yang terjadi di Indonesia. Puluhan Jam kendaraan terjebak macet dan tak bisa berbuat apa-apa. Tidak cuma itu saja, 12 orang dikabarkan meninggal dunia akibat hal itu, diduga pemicunya adalah dehidrasi, kelelahan, dan kondisi fisik yang tak memadai serta ketidaksiapan pemerintah mengantisipasi membludaknya arus kendaraan.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi menjelaskan jika korban meninggal merupakan akumulasi dari kemacetan dari tanggal 3 hingga tanggal 5 Juli 2016.
“Kejadian tersebut terjadi dalam 3 hari sejak tanggal 3 hingga 5 Juli, di berbagai tempat, dengan berbagai faktor risiko. Bukan akibat macet dalam satu hari dan satu tempat yang sama seperti diberitakan sejumlah media,” ujar Oscar, sebagaimana dikutip Viva.co.id, Kamis (7/7)
Sementara itu, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, Achmad Yurianto menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab adanya korban yang meninggal.
“Kelelahan dan kekurangan cairan dapat berdampak fatal. Apalagi pada kelompok rentan anak-anak, orang tua, pemudik dengan penyakit kronis (hipertensi, diabetes, jantung) dapat meningkatkan risiko,” ujar Yurianto.
Menurut Yurianto, kondisi kabin kendaraan yang relatif sempit serta tertutup dengan pemakaian AC terus menerus akan menurunkan oksigen serta naiknya CO2 yang dapat menyebabkan kematian.
Peristiwa tragis kematian akibat terjebak macet menjadi catatan buruk bagi pemerintah dan para pemudik agar tidak saja merawat kendaraan, namun juga merawat tubuh dan kesehatan pemudik. (hw)